Apa adanya kita,
ke mana saja kita pergi, dan apa
yang kita katakan dan lakukan, semuanya adalah menabur. Teristimewa
kita menabur dengan tutur kata kita. Akhirnya, kita akan menjadi orang pertama
yang menuai perkara-perkara negatif
yang telah kita tabur itu. Bahkan dalam hal ingin tahu urusan orang lain pun
mungkin kita menabur benih maut. Sebagai akibat dari menabur benih
itu, maka maut akan masuk ke dalam
kehidupan kita sendiri, juga masuk ke dalam kehidupan gereja. Tetapi
kitalah yang menjadi korban pertama
dari maut itu. Kemudian maut itu akan tersebar ke atas diri
orang lain.
Jika kita menabur kepada daging, kita akan menuai
kebinasaan dari daging, tetapi jika kita
menabur kepada Roh itu, kita akan menuai hayat kekal dari Roh itu.
Dalam 6:8 daging berlawanan dengan Roh itu, dan
kebinasaan berlawanan dengan hayat kekal. Hanya ada dua
macam penaburan dan dua macam penuaian. Tidak ada yang
netral, tidak ada penuaian
jenis ketiga. Sudah pasti, kebinasaan
mencakup maut. Menabur kepada daging selalu menghasilkan tuaian kebinasaan,
sedang menabur kepada Roh itu selalu
menghasilkan tuaian hayat yang kekal.
Jika kita ingin mengalami Dia, haruslah kita memiliki Roh itu
sebagai hayat kita. Ini
mengharuskan kita memiliki kelahiran ilahi. Setelah itu kita harus hidup oleh Roh
dan menjadikan Roh itu sebagai sasaran kita.
Kita bukan manusia yang tanpa tujuan, yang mengembara tanpa suatu sasaran. Kita mempunyai satu sasaran yang jelas dan tegas, yakni Roh itu. Jika Roh itu adalah sasaran kita, setiap perkara dalam kehidupan sehari-hari kita akan bermakna.
Kita bukan manusia yang tanpa tujuan, yang mengembara tanpa suatu sasaran. Kita mempunyai satu sasaran yang jelas dan tegas, yakni Roh itu. Jika Roh itu adalah sasaran kita, setiap perkara dalam kehidupan sehari-hari kita akan bermakna.
Berkatalah kepada Tuhan, “Tuhan, sejak saat ini dan
seterusnya, sasaranku adalah
Roh itu
dan Roh itu
semata. Aku sungguh gembira bahwa aku mempunyai sasaran yang sedemikian. Kehidupanku penuh makna, sebab
aku memiliki satu sasaran yang menuntun
dan mengontrol aku dalam setiap
perkara.” Tuhan sedang menyerukan panggilan-Nya dalam pemulihan-Nya, yakni
menyuruh kita untuk menjadikan Roh
itu sebagai sasaran kita dan hidup kepada-Nya dalam setiap perkara, agar
kita menuai tuaian hayat kekal itu.
Alangkah ajaibnya kita boleh
memiliki sasaran yang demikian
mulianya dalam seumur hidup kita!
No comments:
Post a Comment