Walaupun Allah menyukai kita
dan menjadikan kita sasaran anugerah-Nya, namun kita
tetap memerlukan penebusan, sebab
Dia adalah Allah yang
adil. Bapa kita yang menyukai kita itu adil,
Dia tidak dapat membiarkan
ketidakbenaran, kesalahan, atau
pelanggaran. Perkara- perkara
semacam itu merupakan penghinaan
terhadap keadilan-Nya. Karena itu,
keadilan-Nya menyebabkan penggenapan penebusan menjadi suatu keharusan.
Penebusan memenuhi tuntutan keadilan
Allah dan menyukakan
Allah. Allah bukan hanya Allah pengasih, Dia pun Allah
yang adil; setiap perkara yang tidak benar tidak disukai-Nya. Setiap
perkara yang berhubungan dengan- Nya harus
dapat memuaskan tuntutan keadilan-Nya. Inilah alasannya, untuk
menyukakan Allah, Anak yang terkasih harus tersalib, demi menggenapkan penebusan dengan sempurna
bagi umat pilihan Allah.
Penebusan adalah perkara yang
telah Kristus genapkan untuk
pelanggaran kita, sedang pengampunan adalah penerapan apa yang
telah Kristus genapkan untuk pelanggaran kita. Penebusan telah
dirampungkan di atas salib, sedang
pengampunan diterapkan pada saat kita percaya Kristus. Penebusan dan
pengampunan sebenarnya adalah
dua ujung dari satu perkara. Kita telah nampak bahwa pengampunan
pelanggaran adalah penebusan yang telah
rampung melalui darah Kristus. Akan
tetapi, untuk perihal ini dipakai dua
istilah, sebab perkara ini
mempunyai dua ujung: ujung yang
dirampungkan di atas salib
dan ujung yang diterapkan di
atas diri kita pada saat kita
percaya. Walaupun penebusan telah rampung di
atas salib tatkala Kristus
mengalirkan darah-Nya, tetapi
pada waktu itu belum diterapkan pada diri
kita. Penerapan baru terjadi ketika kita percaya Kristus dan bertobat terhadap Allah yang adil.
Pada saat itulah, Roh Allah menerapkan penebusan Kristus yang telah rampung di salib itu
ke atas diri kita. Maka, penebusan merupakan penggenapan,
sedang pengampunan merupakan penerapan.
Untuk penggenapan penebusan
yang sejati, perlu darah
yang berasal dari hayat
yang lebih tinggi, yaitu darah
yang sama sekali tidak berdosa. Dari
manakah Allah bisa memperoleh darah semacam ini
di antara umat manusia?
Tidak mungkin, sebab
seluruh umat manusia telah
berdosa. Di antara manusia yang telah jatuh tidak ada darah yang
tanpa dosa. Lagi pula, orang pilihan Allah berjumlah jutaan. Jika suatu kurban
penghapus dosa harus
dipersembahkan untuk setiap orang, tentu harus ada jutaan kurban pula. Maka selain darah yang
sempurna dan tanpa
dosa, perlu pula
ada satu kurban penghapus dosa
yang mampu mencakup jutaan
orang. Hal ini menunjukkan bahwa darah yang olehnya
penebusan dirampungkan bukan hanya harus tanpa dosa, bahkan harus berfungsi almuhit, dapat menebus
jutaan orang pilihan Allah. Hanya Yesus
Kristus yang dapat menjadi kurban
penghapus dosa dengan mengalirkan
darah-Nya yang tanpa dosa bagi
jutaan orang pilihan. Dengan penumpahan darah-Nya yang sekali di salib itu, penebusan kekal
bagi orang pilihan Allah dirampungkan sekali untuk selama-lamanya
(Ibr. 9:28; 10:10,
12).
Sekarang kita perlu meninjau bagaimana Allah memperoleh darah yang
tanpa dosa dan almuhit ini.
Untuk memperoleh darah yang
sedemikian jauh lebih sulit
daripada menciptakan alam
semesta. Untuk menciptakan alam semesta, Allah cukup berfirman. Misalnya Dia berfirman, “Jadilah
terang”, maka terang itu jadi
(Kej. 1:3). Tetapi, penebusan
tidak mungkin terjadi
secara demikian. Allah tidak dapat hanya berfirman, “Jadilah
penebusan.” Untuk menciptakan alam
semesta, Allah tidak memerlukan anugerah, tetapi untuk
merampungkan penebusan, diperlukan kekayaan anugerah Allah.
Jangan lupa Yesus Kristus adalah Allah. Penebusan dilakukan oleh Allah
sendiri. Betapa penebusan memerlukan kekayaan anugerah Allah.
No comments:
Post a Comment