Wednesday, July 25, 2007

Mengapa orang percaya disebut anak Allah? Apakah ini hanya sebutan?

Seekor anjing yang paling baik tidak mungkin menjadi anak manusia. Seorang manusia yang berusaha berbuat baik, mungkinkah menjadi anak Allah? Sebagaimana seekor anjing yang paling baik tidak mungkin menjadi anak manusia, sebaik-baiknya manusia tidak mungkin menjadi anak Allah, karena perbedaan hayat. Satu-satunya cara agar manusia dapat menjadi anak Allah ialah dengan masuknya hayat Allah ke dalam manusia.

Yoh 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Hidup kekal dalam ayat ini adalah zoe (bahasa Yunani) yang berarti hayat Allah.

Kristus, Anak Allah yang telah mati dan bangkit, hidup di dalam orang percaya (yang mau menerima Dia) sebagai hayat. 


namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. (Gal. 2.20a)

Haleluya!!! Inilah Perjanjian Baru! Inilah definisi yang sebenarnya dari anak Allah! Jika tuntutan Perjanjian Baru lebih berat bila dibandingkan dengan tuntutan Perjanjian Lama, layakkah Perjanjian Baru disebut Kabar Baik? 


Dilarang membunuh (PL) ----> Marah saja akan dihukum (PB)
Dilarang berzinah (PL) -----> Melihat dan menginginkan dalam hati akan dihukum (PB) Kasihilah musuhmu??? (PB) Mungkinkah.......
Ini diibaratkan seorang pelompat tinggi yang sebelumnya hanya perlu melompat setinggi 2 meter (PL), sekarang standarnya dinaikkan menjadi 3 meter atau lebih (PB). 


Inikah kabar baik???


Puji Tuhan! Kabar baiknya adalah bukan aku tapi Kristus yang hidup di dalam aku yang memampukan aku untuk memenuhi standar Perjanjian Baru. Dengan membiarkan Kristus yang di dalam kita meraja, maka Dia akan terekspresi/tertampil melalui kita. Penghidupan anak Allah akan ternyata dalam kehidupan sehari-hari kita dan anak Allah bukan hanya sebagai sebutan.