Kristus
dinyatakan (revealed) di dalam kita, Kristus hidup di dalam kita, Kristus
terbentuk di dalam kita.
Paulus sedang menderita sakit bersalin, agar Kristus dapat terbentuk di
dalam orang-orang Galatia. Kristus, persona yang hidup, adalah titik pusat
Injil Paulus. Pemberitaan Paulus, yang sangat besar perbedaannya dengan
pengajaran hukum Taurat yang tertulis, adalah untuk melahirkan Kristus, Anak
Allah yang hidup, di dalam kaum beriman. Sebab itu, Kitab Galatia secara tegas
berpusat pada Kristus. Kristus disalibkan (3:1) untuk menebus kita dari kutukan
hukum Taurat (3:13), menyelamatkan kita dari arus agama dunia yang jahat (1:4);
dan Dia telah dibangkitkan dari kematian (1:1) sehingga Dia dapat tinggal di
dalam kita (2:20). Kita dibaptis ke dalam Dia, disatu- kan dengan Dia, dan
telah mengenakan Dia, berjubahkan Dia
(3:27). Demikian, kita
di dalam Dia
(3:28) menjadi milik-Nya (3:29;
5:24). Di pihak lain, Dia telah dinyatakan di dalam kita (1: 16). Sekarang Dia
tinggal di dalam kita (2:20), dan Dia akan dibentuk di dalam kita (4:19).
BagiNya, hukum Taurat telah menuntun kita (3:24), dan di dalam Dia kita semua
adalah anak-anak Allah (3:26). Di dalam Dia kita mewarisi berkat yang
dijanjikan Allah, dan menikmati Roh yang almuhit (3:14). Selain itu, di dalam
Dia kita semua satu (3:28). Kita tidak boleh kehilangan semua manfaat dari-Nya
dan karena itu terlepas dari-Nya (6:4). Kita memerlukan Dia menyuplai kita
dengan anugerah-Nya di dalam roh kita (6:18), sehingga kita dapat memperhidupkan
Dia.
Menyuplaikan Kristus kepada orang lain bukanlah hal yang mudah
dilakukan, hal ini kerap menuntut kita menderita dan bergumul. Menyuplaikan
Kristus jauh lebih sulit daripada melakukan pekerjaan kristiani biasa. Jika
Anda ingin memikul beban dan dengan hati yang tulus menyuplaikan Kristus kepada
orang lain, Anda akan mengetahui susah payah dan penderitaan apa yang harus
Anda alami. Anda harus bersusah payah laksana seorang ibu yang melahirkan anak.
Sasaran pelayanan kita dalam gereja atau dalam ministri haruslah
menyuplaikan Kristus kepada orang lain. Hanya mengatakan kita dapat
memberitakan Injil saja itu tidak cukup, sebab kita mungkin memberitakan Injil
tanpa menyuplaikan Kristus kepada orang lain. Beban kita haruslah menyuplaikan
Kristus kepada orang lain. Sekali lagi saya katakan bahwa hal ini memerlukan
susah payah dan penderitaan. Hal ini memerlukan doa, kesabaran, dan kasih
sayang. Menurut pengalaman kita, pelayanan yang sedemikian merupakan suatu
peperangan, pergumulan. Si licik, musuh Allah, aktif sekali berusaha
menghalangi kita atau menyelewengkan kita.
Kita tidak mengetahui dari arah mana ia akan menyerang kita selanjutnya.
Karena itu, kita harus belajar dari Paulus untuk berbeban menyuplaikan Kristus
serta meminta kasih dari kaum saleh, agar hati mereka dapat terjamah.
No comments:
Post a Comment