Kita perlu
diresapi bahkan dijenuhi oleh Kristus.
Berdasarkan konteks Kitab Galatia, membiarkan rupa Kristus terbentuk di
dalam kita berarti membiarkan Dia meresapi diri kita dan menjenuhi
bagian-bagian batiniah kita. Ketika Kristus telah menduduki insan batiniah kita
sedemikian rupa, tentu rupa-Nya terbentuk di dalam kita.
Membiarkan rupa Kristus terbentuk di dalam kita berarti membiarkan Roh
almuhit itu menduduki setiap bagian insan batiniah kita. Hukum Taurat tidak
seharusnya diberi ruang apa pun dalam pikiran, emosi, atau tekad kita. Seluruh
ruang dalam batin kita harus menjadi milik Kristus. Kita harus membiarkan
Kristus menduduki kita sepenuhnya. Ia tidak boleh hanya tersebar ke dalam
pikiran, emosi, dan tekad kita saja, tetapi Ia harus benar-benar menjadi
pikiran, emosi, dan tekad kita. Biarlah
Kristus menjadi pikiran, keputusan, dan kasih Anda. Biarlah Ia menjadi segala
sesuatu Anda. Inilah artinya membiarkan rupa Kristus terbentuk di dalam Anda.
Segala sesuatu yang di luar Kristus harus dikurangi, dan Kristus harus menjadi
segala sesuatu kita dalam pengalaman kita.
Sebelum kedatangan Kristus, Alkitab tidak memberi tahu
kita bahwa Allah bergembira atau berkenan. Namun, ketika Kristus dibaptiskan,
Bapa mendeklarasikan : "Inilah
Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah
Aku berkenan" (Mat. 3:17). Ketika Tuhan berada di gunung perubahan bersama tiga orang murid,
Bapa juga mengucapkan perkataan serupa (Mat. 17:5). Allah merasa gembira
melihat penggenapan kehendak-Nya oleh anugerah, yang sebenarnya adalah satu
Persona hidup, Kristus, Anak Allah, perwujudan Allah Tritunggal itu. Persona
hidup ini adalah penggenapan hasrat hati
Allah. Benarlah jika dikatakan bahwa penggenapan janji Allah adalah oleh
anugerah juga oleh Persona hidup Kristus, sebab Persona hidup ini adalah
anugerah itu sendiri.
Jika Kristus bukan Roh Pemberi-hayat yang berhuni di dalam kita, kita
tidak dapat menjadi satu dengan Dia, dan mustahil bagi-Nya untuk menggarapkan
semua kekayaan ke-Allahan ke dalam diri kita. Bagaimana Kristus dapat hidup di
dalam kita dan terbentuk di dalam kita kalau Ia hanya sebagai Persona obyektif
yang duduk di surga di sebelah kanan Bapa, sebagai Persona yang terpisah dari
Bapa dan Roh itu? Itu sama sekali mustahil! Kristus yang sedemikian pasti tidak
dapat diwahyukan ke dalam kita, hidup di dalam kita, atau terbentuk di dalam
kita. Jika semuanya itu ingin menjadi pengalaman kita, Kristus harus menjadi
Roh pemberi-hayat. Puji Tuhan, karena anugerah yang kita nikmati adalah
Kristus, dan Kristus adalah Roh Pemberi-hayat!
No comments:
Post a Comment