Hidup oleh
Roh (yang pertama) untuk eksistensi dan kehidupan kita.
Kita
mengalami Persona ini sebagai jalan, jalur, peraturan , arah bahkan kaidah
hidup sehari hari kita sehingga kita bisa mendapatkan Kristus, dijenuhi oleh
Kristus sehingga kita bisa mengekspresikan Kristus dan terbangun di dalam
Kristus.
Kita tidak
mau peraturan, sekedar pengajaran, doktrin, teologi, organisasi, kita mau
kenikmatan akan Kristus. Agama menyembah Allah tanpa kenikmatan akan Kristus
dan tidak terjadi sesuatu apapun di dalam kita sehingga Allah dan manusia tidak
dipuaskan. Hanya dengan berjalan menurut Roh, Allah dan manusia dapat
dipuaskan.
Jangan
jadikan hukum Taurat sebagai esens
Anda, jangan jadikan peraturan sebagai esens Anda, jangan jadikan sunat sebagai esens Anda. Betapa memalukan,
Anda tinggal dengan apa yang sudah Tuhan salibkan. Kita perlu mengambil
Kristus, Sang Kekal, Sang Hidup, lagipula Dialah realitas segala perkara
positif di alam semesta. Jangan menghina
Allah dengan menggantikan Kristus dengan apapun.
Jika kita bersatu dengan
Roh yang almuhit, sudah tentu Ia akan memimpin kita hidup di dalam diri-Nya
sendiri sebagai jalan kita. Akibatnya,
Roh itu
akan menjadi kaidah, prinsip yang
menuntun kepada sasaran Allah. Dengan spontan Roh itu
menjadi jalan setapak, peraturan di atas
jalan yang menuju sasaran Allah. Jadi,
Roh yang almuhit itu menjadi jalan setapak bagi jalan kita. Jika kita berjalan sepanjang
jalan setapak ini, pastilah kita akan
mencapai sasaran Allah, dan kehendak-Nya akan bisa dirampungkan.
Kitab Galatia menunjukkan bahwa kita tidak seharusnya hidup menurut hukum Taurat, agama, tradisi,
organisasi, doktrin-doktrin, atau peraturan-peraturan. Sebagai gantinya, Allah Tritunggal yang telah melalui proses yang hidup di dalam kita
seharusnya menjadi esens insan baru kita dan
sebagai jalan setapak bagi jalan
kita. Kita harus hidup oleh Dia dan
bertindak di dalam Dia, yakni
memiliki kedua jenis hidup oleh Roh
itu.
No comments:
Post a Comment