Dalam Kejadian 1, manusia hanya satu makhluk ciptaan Allah, belum menjadi anak Allah. Menurut Kejadian 1:26, Allah
menciptakan manusia menurut rupa dan
gambar-Nya, tetapi Ia tidak
melahirkan manusia dengan hayat ilahi-Nya pada saat itu. Di
situ, dalam Kejadian 1, Allah
adalah Pencipta kita, dan kita adalah
makhluk ciptaan- Nya. Akan tetapi
setelah Kristus datang merampungkan penebusan, dan kita percaya kepada-Nya, darah-Nya
memungkinkan hayat ilahi tersalur ke
dalam kita. Dengan cara inilah kita dilahirkan kembali dan Allah
menjadi Bapa kita.
Dalam penciptaan, Allah adalah
Pencipta kita, tetapi dalam kelahiran kembali, Ia menjadi Bapa kita. Sekarang, setelah
dilahirkan kembali, kita bukan hanya makhluk ciptaan Allah, kita pun anak-anak Allah. Haleluya, Allah adalah
Pencipta kita dan Bapa kita!
Sebagai Pencipta, Ia menciptakan kita, dan sebagai Bapa, Ia melahirkan kita.
Sekarang kita dapat menyatakan dengan berani bahwa kita bukan hanya mempunyai rupa dan gambar Allah secara luaran, juga mempunyai hayat dan sifat Allah secara batin. Kita adalah anak-anak Allah yang hidup! Ekonomi Allah ialah menyalurkan hayat dan sifat-Nya ke dalam kita untuk menjadikan kita anak-anak-Nya.
Sebagai Pencipta, Ia menciptakan kita, dan sebagai Bapa, Ia melahirkan kita.
Sekarang kita dapat menyatakan dengan berani bahwa kita bukan hanya mempunyai rupa dan gambar Allah secara luaran, juga mempunyai hayat dan sifat Allah secara batin. Kita adalah anak-anak Allah yang hidup! Ekonomi Allah ialah menyalurkan hayat dan sifat-Nya ke dalam kita untuk menjadikan kita anak-anak-Nya.
Tidak peduli sampai tingkat apa
orang-orang mempraktekkan ketaatan yang
sesuai dengn ajaran etika, mereka tetap hidup sebagai makhluk ciptaan
Allah, bukan sebagai anak-anak Allah.
No comments:
Post a Comment