Mungkin kita dapat mengerti perbedaan antara anak-anak Allah dan
Israel milik Allah kalau kita
mengambil perumpamaan bagaimana seorang anak dalam keluarga raja dilatih untuk
menjadi raja. Di satu pihak, anak yang demikian bertumbuh besar
sebagai salah satu anggota keluarga raja, yakni anak dari raja
dan ratu. Di pihak lain, ia juga harus dilatih untuk menjadi raja di kemudian
hari. Jadi, ia harus memiliki dua
jenis kehidupan: pertama, sebagai
anak keluarga raja; kedua, sebagai calon
raja. Kalau ia memiliki kehidupan jenis pertama tanpa kehidupan jenis kedua, ia tidak akan memenuhi syarat untuk
menjadi raja.
Seorang anak kecil tidak
mungkin dilatih menjadi raja dalam waktu semalam, ia pun
tidak mungkin memenuhi syarat untuk menjadi raja hanya dengan membina pekerti tertentu. Kalau ia periang,
pengasih, lemah lembut, setia, dan
bisa mengendalikan diri, ia
akan menjadi anak yang sangat baik. Tetapi pekerti-pekerti itu sendiri tidak dapat melayakkan dia menjadi seorang raja. Sebagai calon raja, ia harus dilatih untuk hidup dan bertindak tanduk secara rajani. Cara ia
duduk atau bertutur kata dengan orang lain harus pula bersifat rajani. Selaku orang yang berstatus ganda — anak dalam keluarga raja,
dan calon raja — ia harus memiliki dua jenis
kehidupan.
No comments:
Post a Comment