Pengalaman
Paulus:
- Kristus diwahyukan ke dalam Dia
- Disalibkan dengan Kristus (mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat)
- Bersatu secara organik dengan Kristus
Hukum Taurat
tidak diperlukan oleh anak-anak Allah.
Yang diperlukan anak-anak Allah ialah Roh itu.
Hukum Taurat tidak diperuntukkan bagi anak Allah.
Hukum Taurat diperuntukkan bagi siapa yang bukan anak Allah. Allah senantiasa menyuplaikan Roh itu kepada anak-anak-Nya.
Yang diperlukan anak-anak Allah ialah Roh itu.
Hukum Taurat tidak diperuntukkan bagi anak Allah.
Hukum Taurat diperuntukkan bagi siapa yang bukan anak Allah. Allah senantiasa menyuplaikan Roh itu kepada anak-anak-Nya.
Baru-baru ini saya diterangi
oleh Tuhan dan juga
ditegur oleh-Nya, karena setiap hari sebenarnya saya sangat sedikit
memperhidupkan Kristus. Saya harus mengaku kepada Tuhan bahwa hanya sebagian
kecil dari waktu saya setiap hari
yang saya gunakan untuk memperhidupkan Kristus. Kebanyakan dari
waktu-waktu saya, secara tidak sadar dan
dengan otomatis saya hidup menurut etika, beberapa jenis hukum, atau kebiasaan-kebiasaan tertentu yang
telah saya bina. Dalam kehidupan dan
tindakan saya setiap hari saya tidak mengambil Kristus sebagai unsur
susunan saya satu-satunya, malah saya
mengambil etika, prinsip-prinsip, hukum-hukum buatan sendiri, dan bahkan hukum taurat hayat batini itu sebagai unsur susunan saya. Akibatnya, banyak
waktu saya gunakan untuk hidup dengan etika-etika alamiah,
etika-etika Alkitab, hukum-hukum
buatan sendiri, atau hukum taurat hayat batini, tanpa menurut Kristus.
Pada bulan-bulan belakangan ini,
pengakuan dosa saya kepada Tuhan
terutama bertalian dengan kegagalan-kegagalan saya dalam memperhidupkan
Kristus. Mungkin pada pagi hari saya
mempunyai waktu yang baik sekali untuk berdoa dan menikmati Tuhan. Selama berdoa, saya menjadi
satu roh dengan Tuhan dan memperhidupkan Dia. Tetapi setelah saya datang ke meja makan dan
mulai makan pagi, saya sama sekali melupakan perkara tentang Kristus dan
memperhidupkan Dia. Beberapa saat
kemudian, tiba-tiba saya menyadari apa
yang telah terjadi dan saya kembali lagi kepada Kristus seraya berkata, “Oh, Tuhan,
ampunilah aku. Tuhan, aku ingin menjadi satu roh dengan-Mu.” Untuk beberapa menit, kembali
saya bersama-sama lagi dengan Tuhan.
Akan tetapi, tak lama lagi
saya diduduki kembali oleh
sesuatu yang lain dan
melupakan-Nya lagi. Bukankah pengalaman Anda juga
demikian? Kita tidak bi- sa
mengatakan bahwa kita memperhidupkan Kristus, malahan kita
memperhidupkan hukum-hukum, kebudayaan, agama, dan tradisi-tradisi kita.
Kristus tidak saja diwahyukan kepada Paulus, tetapi juga ke dalam diri
Paulus. Sewaktu Paulus sebagai seorang pemimpin agama, “terbaik dan terkenal” dalam agama Yahudi, Anak Allah masuk ke dalamnya. Inilah alasan Paulus dalam
1:16 mengatakan bahwa Anak Allah telah diwahyukan di dalam dia, bukan sekadar kepada dia.
Karena Paulus mempunyai wahyu yang
demikian atas Kristus, maka ia
dapat bersaksi kepada kaum beriman: Kaum beriman yang terkasih, aku ingin memberi tahu kalian bahwa
aku memikili Persona Anak Allah
yang hidup dalam batinku. Persona
ini sama sekali tak dapat dibandingkan
dengan hukum Taurat. Taurat memang bagus, tetapi masih berada di bawah Persona
yang hidup ini. Selama bertahun-tahun, aku berusaha
memelihara hukum Taurat. Tetapi pada suatu hari, Persona Anak Allah yang
hidup ini telah diwahyukan ke
dalamku. Betapa menakjubkan! Betapa ajaibnya! Bahkan sekarang, sewaktu aku
menyurati kalian, Persona yang
hidup ini bersatu denganku. Ketika aku menulis, Ia pun
menulis, sebab Ia menulis di
dalam tulisanku.”
Kehidupan sehari-hari kita sebagai orang-orang Kristen seharusnya
adalah suatu kehidupan yang hidup oleh Roh, untuk memperhidupkan Kristus
melalui mengekspresikan Dia berikut
segala pekerti-Nya yang unggul.
No comments:
Post a Comment