Kristus datang untuk menebus kita, Roh datang untuk memberikan hayat
agar kita menjadi anak-anak Allah.
Roma 8:14 mengatakan,
“Semua orang yang
dipimpin Roh Allah, adalah anak
Allah.” Ayat ini
menunjukkan bahwa Roma 8 tidak
membicarakan kelahiran anak-anak Allah, melainkan kehidupan dan perilaku anak-anak Allah. Semua orang
yang dipimpin Roh Allah
benar-benar adalah anak-anak Allah. Ayat
4 sangat menekankan istilah hidup dan berperilaku, “Supaya tuntutan
hukum Taurat digenapi di dalam
kita yang tidak hidup menurut daging,
tetapi menurut Roh.”
Karena pengaruh konsepsi alamiah, maka orang-orang Kristen sering
mengira setelah kita diselamatkan, kita harus
memiliki kehidupan yang
memuliakan Allah. Kita menaruh perhatian terhadap perkataan Paulus
tentang kehidupan yang sepadan dengan
panggilan kita, namun kita menanggapi nasihat tersebut menurut konsepsi alamiah
kita. Setelah seseorang diselamatkan, dengan otomatis ia berusaha untuk
berperilaku memuliakan Allah. Pemikiran demikian datang dengan spontan. Memang
tidak ada salahnya jika
kita mengatakan kita harus
memiliki perilaku yang
memuliakan Allah. Akan
tetapi, dalam hal ini
kita mungkin berada di bawah pengaruh konsepsi alamiah. Menurut konsepsi alamiah, hidup sesuai dengan
panggilan kita berarti menjadi orang yang
jujur, setia, rendah hati, sopan santun, ramah, dan pengasih. Kita
mungkin mengira kita dapat memuliakan Allah
jika kita memiliki
pekerti-pekerti seperti itu,
dan orang lain pun
akan menghargai kita. Padahal Kitab
Roma, sejilid kitab penting yang mencatat wahyu Allah, tidak menyuruh kita
hidup sedemikian. Sebaliknya, ia
mengajar kita untuk hidup sebagai anak- anak Allah.
Betapa besar perbedaan antara
hidup sebagai anak- anak Allah
dengan hidup sebagai orang-orang dosa
yang tertebus yang
mengekspresikan pekerti seperti kejujuran, keramahan, dan kasih. Sasaran ekonomi Allah bukan hanya
ingin memiliki sekelompok manusia yang
setia, ramah, dan pengasih.
Sasaran ekonomi-Nya ialah ingin
memproduksi anak-anak. Seseorang mungkin jujur,
setia, dan pengasih, tetapi mungkin pula
ia belum menjadi anak Allah.
Allah menghendaki anak-anak, Ia tidak menghendaki orang-orang dosa yang
jujur, setia, dan pengasih. Tujuan-Nya bukanlah ingin menjadikan
suami-suami yang berdosa menjadi
suami-suami yang menyayangi istri, atau
istri-istri yang berdosa menjadi
istri-istri yang taat kepada suami mereka.
Kita ulangi, sasaran Allah dalam ekonomi-Nya ialah ingin memproduksi banyak anak ilahi.
Kita ulangi, sasaran Allah dalam ekonomi-Nya ialah ingin memproduksi banyak anak ilahi.
No comments:
Post a Comment