Sunday, June 24, 2012

Galatia Berita 19


Hukum Taurat adalah penjaga yang menjaga orang-orang berdosa melalui menghukum mereka. Jika hukum Taurat tidak menghukum orang, ia tidak dapat berfungsi sebagai penjaga. Tanpa penyingkapan dan penghukuman hukum Taurat, kita pun tidak dapat menyadari berapa banyak dosa yang telah kita lakukan terhadap Allah. Tanpa hukum Taurat, kita akan kehilangan pengaturan atau pengendalian. Tetapi karena hukum Taurat menghukum kita, kita terjaga olehnya.

Hukum Taurat membawa kita kepada Kristus. Jangan menganggap hukum Taurat itu terlalu buruk. Tanpa penyingkapan, penghakiman, penghukuman hukum Taurat siapa yang datang ke altar? Hukum Taurat sangat berguna.

Kapan saja kita ingin mematuhi hukum Taurat, hal itu pasti berasal dari daging. Ketika kita berusaha mematuhi hukum Taurat, kita berada di dalam daging, di bawah penghukuman.

Jadi, kita harus selalu berkata, "Terima kasih hukum Taurat, selamat tinggal."
Terima kasih engkau telah membawaku kepada Kristus, tetapi aku tidak mau tinggal bersamamu.

Kristus bukan hanya obat bagi kegagalan kita, tetapi juga obat bagi kekurangan kita akan Kristus.

Dalam memelihara anak-anak, para orang tua Kristen perlu memberikan hukum Taurat kepada anak-anak mere- ka. Janganlah kita mendahulukan anugerah kepada mere- ka. Jika kita memberi mereka peraturan-peraturan sesuai dengan  hukum  Taurat,  mereka  akan  dikawal  hukum Taurat bagi Kristus. Jadi, pertama-tama kita harus mem- beri mereka hukum Taurat dengan tegas. Hukum Taurat akan menyingkapkan, menjaga, dan melindungi mereka; akan melayani mereka seperti seorang pengawal atau wali untuk menjaga mereka bagi Kristus.


Jika kita tidak memiliki iman, segala yang dirampungkan pada pihak Allah akan tetap obyektif dan takkan berkaitan dengan kita secara pribadi. Kita harus memiliki iman yang berfungsi sebagai kamera yang me- motret pemandangan anugerah. Iman yang beroperasi sedemikian ini menyiratkan bahwa kita menanggapi pemandangan ilahi melalui pendengaran, apresiasi, penyeruan, ponerimaan, penyambutan, ucapan syukur, pujian, dan keluapan.

Iman sebenarnya adalah Allah Tritunggal yang terinfus ke dalam diri kita. Infusi ini terjadi ketika kita berada di  bawah pemberitaan anugerah dan  mendengar kata-kata anugerah. Tatkala Allah Tritunggal yang telah melalui proses ini terinfus ke dalam kita, Ia menjadi iman kita. Iman ini merupakan refleksi anugerah. Karena itu, anugerah dan iman, iman dan anugerah merupakan kedua ujung dari satu perkara.

No comments: