Saturday, August 18, 2012

Galatia Berita 35


Apa  adanya kita, ke mana saja kita pergi, dan apa  yang  kita katakan dan  lakukan, semuanya adalah menabur. Teristimewa kita menabur dengan tutur kata kita. Akhirnya, kita akan menjadi orang pertama yang  menuai perkara-perkara negatif yang  telah kita tabur itu.  Bahkan dalam hal  ingin tahu urusan orang lain  pun  mungkin kita menabur benih maut. Sebagai akibat dari menabur benih itu,  maka maut akan masuk ke dalam kehidupan kita sendiri,  juga  masuk ke dalam kehidupan gereja. Tetapi kitalah yang   menjadi korban pertama dari maut itu.   Kemudian maut itu  akan tersebar ke  atas diri  orang lain.

Jika kita menabur kepada daging, kita akan menuai kebinasaan dari daging, tetapi jika  kita menabur kepada Roh  itu,  kita akan menuai hayat kekal dari Roh  itu.  Dalam 6:8 daging berlawanan dengan Roh itu,  dan  kebinasaan berlawanan dengan hayat kekal. Hanya ada  dua  macam penaburan dan  dua  macam penuaian. Tidak ada  yang  netral, tidak ada  penuaian jenis  ketiga. Sudah pasti, kebinasaan mencakup maut. Menabur kepada daging selalu menghasilkan tuaian kebinasaan, sedang menabur kepada Roh  itu selalu menghasilkan tuaian hayat yang  kekal.

Jika kita ingin mengalami Dia,  haruslah kita memiliki Roh  itu   sebagai hayat kita. Ini  mengharuskan kita memiliki kelahiran ilahi. Setelah itu  kita harus hidup oleh  Roh  dan   menjadikan Roh  itu   sebagai sasaran  kita.

Kita bukan manusia yang  tanpa tujuan, yang  mengembara tanpa suatu sasaran. Kita mempunyai satu sasaran yang jelas  dan  tegas, yakni Roh  itu.  Jika Roh  itu  adalah sasaran kita, setiap perkara dalam kehidupan sehari-hari kita akan bermakna.

Berkatalah kepada Tuhan, “Tuhan, sejak saat ini  dan  seterusnyasasaranku adalah Roh  itu  dan  Roh  itu  semata. Aku sungguh gembira bahwa aku mempunyai sasaran yang  sedemikian. Kehidupanku penuh makna, sebab aku memiliki satu sasaran yang  menuntun dan  mengontrol aku dalam setiap perkara.” Tuhan sedang menyerukan panggilan-Nya dalam pemulihan-Nya, yakni menyuruh kita untuk menjadikan Roh  itu  sebagai sasaran kita dan  hidup kepada-Nya dalam setiap perkara, agar kita menuai tuaian hayat kekal itu.  Alangkah ajaibnya kita boleh  memiliki sasaran  yang demikian mulianya dalam seumur hidup kita!


No comments: