Saturday, October 6, 2012

Efesus Berita 5


Kita dilahirkan sebagai yang  insani dan alami, tetapi Allah  menghendaki kita menjadi ilahi. Jalan satu-satunya  supaya hal   ini  dapat terjadi ialah dengan memasukkan sifat ilahi ke  dalam diri   kita dan   berbaur dengannya. Dengan jalan inilah Allah  menguduskan kita. Jadi,  pengudusan adalah  suatu  prosedur untuk  mengubah sifat kita. Tetapi, ini  masih bukan sasarannya. Sasarannya  berkaitan dengan pembentukan. Itulah sebabnya   selain  Allah   memilih kita  menjadi  kudus,  Ia   pun perlu menentukan kita dari semula untuk menjadi anak-anak-Nya. Menjadi kudus  adalah  masalah  sifat,  tetapi menjadi anak-anak adalah masalah pembentukan. Anak-anak Allah  adalah sekelompok manusia yang  diserupakan dengan suatu bentuk atau rupa tertentu.

Gereja tersusun  dari sekelompok orang yang  telah dipisahkan bagi  Allah, dijenuhi dengan  sifat  Allah, dan   dikuduskan  sepenuhnya  untuk hidup sebagai anak-anak  Allah. Gereja jelas  bukan sekelompok orang Kristen  yang   duniawi, yang   hidup seperti anak-anak orang dosa.  Memalukan sekali jika  Anda  mengatakan  kelompok orang yang   semacam itu   gereja.

Walaupun kita mempunyai  Roh,  hayat, dan  kedudukan sebagai anak-anak Allah, tetapi ditinjau dari watak kita, kita masih belum kudus. Karena itu,  dalam kehidupan gereja Allah  senantiasa membaurkan kita,  agar  kita  dapat  dikuduskan melalui berbaur dengan sifat-Nya.

Kita tidak puas dengan hanya membicarakan gereja, kita ingin memiliki  kehidupan  gereja  secara  riil.   Kehidupan  gereja yang   riil   terdapat  dalam terpilihnya kita  agar  menjadi kudus, dan  penentuan-Nya atas kita untuk menjadi anak-anak  dengan Roh,   hayat,  dan   kedudukan.  Karena  kita memiliki ketiga hal  tersebut, maka Bapa sering meletakkan kita ke  dalam alat pengaduk, agar kita dapat dikuduskan pada aspek watak.

No comments: