Sunday, October 14, 2012

Efesus Berita 7


Walaupun Allah  menyukai kita dan  menjadikan kita sasaran  anugerah-Nya, namun  kita  tetap  memerlukan penebusan, sebab Dia  adalah Allah  yang   adil.  Bapa kita yang  menyukai kita itu  adil,  Dia  tidak dapat membiarkan ketidakbenaran, kesalahan, atau  pelanggaran. Perkara- perkara  semacam itu   merupakan  penghinaan  terhadap keadilan-Nya. Karena itu,  keadilan-Nya menyebabkan penggenapan penebusan menjadi suatu keharusan. Penebusan memenuhi tuntutan  keadilan Allah  dan  menyukakan  Allah. Allah   bukan hanya Allah   pengasih, Dia  pun Allah   yang   adil;   setiap perkara yang   tidak benar tidak disukai-Nya. Setiap perkara  yang   berhubungan dengan- Nya   harus  dapat  memuaskan tuntutan   keadilan-Nya. Inilah alasannya,  untuk  menyukakan Allah, Anak yang terkasih harus  tersalib, demi   menggenapkan penebusan dengan sempurna bagi  umat pilihan Allah.

Penebusan adalah perkara yang   telah Kristus genapkan untuk  pelanggaran kita, sedang pengampunan adalah penerapan apa  yang  telah Kristus genapkan untuk pelanggaran kita. Penebusan telah dirampungkan di  atas salib, sedang pengampunan diterapkan pada saat kita percaya Kristus. Penebusan  dan    pengampunan  sebenarnya  adalah  dua ujung dari satu perkara. Kita telah nampak bahwa pengampunan pelanggaran adalah penebusan yang  telah rampung melalui darah  Kristus. Akan tetapi, untuk  perihal ini  dipakai dua  istilah, sebab perkara ini  mempunyai dua ujung: ujung yang  dirampungkan di  atas salib dan  ujung yang  diterapkan di  atas diri  kita pada saat kita percaya. Walaupun penebusan telah rampung di  atas salib tatkala Kristus  mengalirkan darah-Nya, tetapi  pada  waktu  itu belum diterapkan  pada diri  kita. Penerapan baru terjadi ketika kita percaya Kristus dan  bertobat terhadap Allah yang   adil.   Pada saat itulah, Roh  Allah   menerapkan penebusan Kristus yang  telah rampung di  salib itu  ke  atas diri  kita. Maka, penebusan merupakan penggenapan, sedang pengampunan merupakan  penerapan.

Untuk  penggenapan  penebusan  yang sejati, perlu darah  yang   berasal dari  hayat  yang   lebih tinggi, yaitu darah yang  sama sekali tidak berdosa. Dari manakah Allah   bisa   memperoleh darah  semacam ini  di antara  umat  manusia?  Tidak  mungkin,  sebab  seluruh umat  manusia  telah  berdosa. Di  antara  manusia yang telah jatuh tidak ada   darah yang   tanpa dosa.  Lagi  pula, orang pilihan Allah  berjumlah jutaan. Jika suatu kurban penghapus   dosa    harus   dipersembahkan  untuk   setiap orang, tentu harus ada  jutaan kurban pula. Maka selain darah  yang   sempurna  dan   tanpa  dosa,   perlu  pula  ada satu kurban penghapus dosa  yang   mampu mencakup jutaan orang. Hal  ini  menunjukkan bahwa darah yang  olehnya  penebusan dirampungkan bukan hanya harus tanpa dosa,  bahkan harus berfungsi almuhit, dapat menebus jutaan orang pilihan Allah. Hanya Yesus  Kristus yang  dapat menjadi kurban penghapus dosa  dengan mengalirkan darah-Nya yang   tanpa dosa  bagi  jutaan orang pilihan. Dengan penumpahan darah-Nya yang  sekali di salib itu, penebusan kekal bagi  orang pilihan Allah  dirampungkan sekali untuk selama-lamanya (Ibr.  9:28;  10:10,  12).

Sekarang kita perlu meninjau bagaimana Allah  memperoleh darah  yang   tanpa dosa   dan   almuhit ini.  Untuk memperoleh darah yang  sedemikian jauh lebih  sulit daripada  menciptakan  alam  semesta.  Untuk  menciptakan alam semesta, Allah  cukup berfirman. Misalnya Dia  berfirman, “Jadilah terang”,  maka terang itu  jadi  (Kej.  1:3). Tetapi,  penebusan  tidak  mungkin  terjadi  secara  demikian. Allah   tidak dapat hanya berfirman, “Jadilah penebusan.” Untuk  menciptakan  alam  semesta,  Allah   tidak memerlukan anugerah, tetapi untuk merampungkan penebusan, diperlukan kekayaan anugerah Allah.

Jangan lupa Yesus Kristus adalah Allah. Penebusan dilakukan oleh Allah sendiri. Betapa penebusan memerlukan kekayaan anugerah Allah.

No comments: