Sunday, July 8, 2012

Galatia Berita 24


Kita perlu diresapi bahkan dijenuhi oleh Kristus.

Berdasarkan konteks Kitab Galatia, membiarkan rupa Kristus terbentuk di dalam kita berarti membiarkan Dia meresapi diri kita dan menjenuhi bagian-bagian batiniah kita. Ketika Kristus telah menduduki insan batiniah kita sedemikian rupa, tentu rupa-Nya terbentuk di dalam kita.

Membiarkan rupa Kristus terbentuk di dalam kita berarti membiarkan Roh almuhit itu menduduki setiap bagian insan batiniah kita. Hukum Taurat tidak seharusnya diberi ruang apa pun dalam pikiran, emosi, atau tekad kita. Seluruh ruang dalam batin kita harus menjadi milik Kristus. Kita harus membiarkan Kristus menduduki kita sepenuhnya. Ia tidak boleh hanya tersebar ke dalam pikiran, emosi, dan tekad kita saja, tetapi Ia harus benar-benar menjadi pikiran, emosi, dan tekad kita.  Biarlah Kristus menjadi pikiran, keputusan, dan kasih Anda. Biarlah Ia menjadi segala sesuatu Anda. Inilah artinya membiarkan rupa Kristus terbentuk di dalam Anda. Segala sesuatu yang di luar Kristus harus dikurangi, dan Kristus harus menjadi segala sesuatu kita dalam pengalaman kita.

Sebelum kedatangan Kristus, Alkitab tidak memberi tahu kita bahwa Allah bergembira atau berkenan. Namun, ketika Kristus dibaptiskan, Bapa mendeklarasikan : "Inilah Anak-Ku yang  terkasih, kepada-Nyalah Aku  berkenan" (Mat. 3:17). Ketika Tuhan berada di  gunung perubahan bersama tiga orang murid, Bapa juga mengucapkan perkataan serupa (Mat. 17:5). Allah merasa gembira melihat penggenapan kehendak-Nya oleh anugerah, yang sebenarnya adalah satu Persona hidup, Kristus, Anak Allah, perwujudan Allah Tritunggal itu. Persona hidup ini  adalah penggenapan hasrat hati Allah. Benarlah jika dikatakan bahwa penggenapan janji Allah adalah oleh anugerah juga oleh Persona hidup Kristus, sebab Persona hidup ini adalah anugerah itu sendiri.

Jika Kristus bukan Roh Pemberi-hayat yang berhuni di dalam kita, kita tidak dapat menjadi satu dengan Dia, dan mustahil bagi-Nya untuk menggarapkan semua kekayaan ke-Allahan ke dalam diri kita. Bagaimana Kristus dapat hidup di dalam kita dan terbentuk di dalam kita kalau Ia hanya sebagai Persona obyektif yang duduk di surga di sebelah kanan Bapa, sebagai Persona yang terpisah dari Bapa dan Roh itu? Itu sama sekali mustahil! Kristus yang sedemikian pasti tidak dapat diwahyukan ke dalam kita, hidup di dalam kita, atau terbentuk di dalam kita. Jika semuanya itu ingin menjadi pengalaman kita, Kristus harus menjadi Roh pemberi-hayat. Puji Tuhan, karena anugerah yang kita nikmati adalah Kristus, dan Kristus adalah Roh Pemberi-hayat!


No comments: