Sunday, July 22, 2012

Galatia Berita 28


Hanya sekadar menyelamatkan banyak orang dosa  dan membuat mereka kudus, rohani, dan  menang itu  bukanlah kehendak Allah. Menurut perkenan-Nya yang  indah, tujuan- Nya  ialah menghasilkan banyak anak. Pada akhirnya kita, orang-orang yang  ditebus dan  dikuduskan, akan menjadi anak-anak Allah  dalam kekekalan. Semua orang yang  ber- ada  di Yerusalem Baru akan disebut anak-anak Allah, bukan sekadar menjadi umat Allah  (Why.  21:7).  Bahkan pada hari ini  kita lebih  daripada sekadar umat Allah, kita adalah anak-anak  Allah. Untuk menjadi anak-anak  Allah  secara riil  dan  praktis, kita sangat perlu Roh  itu.

Dalam terang ini  mari kita melihat lagi  ayat 26.  Kita telah  nampak bahwa dalam ayat  ini  Paulus menyebut-nyebut: gila hormat (kemuliaan yang  hampa), penantangan, dan  kedengkian. Apakah kita hidup oleh  Roh  dapat diuji dengan ketiga hal  ini.  Dalam situasi sehari-hari kita yang riil,  kita sering sekali gila  hormat, menantang, dan  men- dengki. Baik  dalam kehidupan gereja atau kehidupan ke- luarga, kita  perlu menguji kehidupan dan   perilaku kita oleh  Roh  dengan bertanya apakah kita gila  hormat, menantang, dan  mendengki. Jika Paulus berhenti  pada ayat 24  dan  25,  masalah hidup oleh  Roh  dan  berperilaku oleh Roh  itu  seakan-akan menjadi sangat teoritis. Namun, ayat 26 menjadikan hal  itu  sangat riil.  Kata Paulus, “Janganlah kita gila   hormat, janganlah kita  saling menantang dan saling mendengki.” Jika kita mau dengan riil  menjadi anak- anak Allah, kita harus hidup oleh  Roh  dan  bukan oleh  da- ging.  Tetapi apakah kita hidup oleh  Roh  atau oleh  daging dapat diuji  dengan adanya gila  hormat, penantangan, dan kedengkian. Mungkin kita mengira kita sudah hidup oleh Roh  itu,  tetapi perasaan-perasaan gila  hormat dan  dengki membuktikan bahwa kita tidak demikian. 


No comments: