Sunday, September 16, 2012

Galatia Berita 44


Kristus datang untuk menebus kita, Roh datang untuk memberikan hayat agar kita menjadi anak-anak Allah.

Roma  8:14  mengatakan“Semua orang  yang  dipimpin Roh  Allah, adalah anak Allah.”  Ayat  ini  menunjukkan bahwa Roma  8 tidak membicarakan kelahiran anak-anak Allah, melainkan kehidupan dan  perilaku anak-anak Allah. Semua orang yang  dipimpin Roh  Allah  benar-benar adalah anak-anak Allah. Ayat  4 sangat menekankan istilah hidup dan berperilaku, “Supaya tuntutan  hukum  Taurat digenapi di dalam kita yang  tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.”

Karena pengaruh konsepsi alamiah, maka orang-orang Kristen sering mengira setelah kita diselamatkan, kita harus  memiliki kehidupan yang  memuliakan Allah. Kita menaruh perhatian terhadap perkataan Paulus tentang kehidupan yang  sepadan dengan panggilan kita, namun kita menanggapi nasihat tersebut menurut konsepsi alamiah kita. Setelah seseorang diselamatkan, dengan otomatis ia berusaha untuk berperilaku memuliakan Allah. Pemikiran demikian datang dengan spontan. Memang tidak ada  salahnya   jika   kita mengatakan kita harus  memiliki perilaku yang   memuliakan  Allah. Akan tetapi,  dalam hal  ini  kita mungkin berada di bawah pengaruh konsepsi alamiah. Menurut  konsepsi alamiah, hidup sesuai dengan panggilan kita berarti menjadi orang yang  jujur, setia, rendah hati, sopan santun, ramah, dan  pengasih. Kita mungkin mengira kita dapat memuliakan Allah  jika  kita memiliki pekerti-pekerti seperti itudan  orang lain   pun  akan menghargai kita. Padahal Kitab Roma,  sejilid kitab penting yang  mencatat wahyu Allah, tidak menyuruh kita hidup sedemikian. Sebaliknya, ia  mengajar kita untuk hidup sebagai anak- anak Allah.

Betapa besar perbedaan antara  hidup sebagai anak- anak Allah  dengan hidup sebagai orang-orang dosa  yang tertebus yang  mengekspresikan pekerti seperti kejujuran, keramahan, dan  kasih. Sasaran ekonomi Allah  bukan hanya  ingin memiliki sekelompok manusia yang  setia, ramah, dan  pengasih. Sasaran  ekonomi-Nya ialah ingin memproduksi anak-anak. Seseorang mungkin jujur, setia, dan  pengasih, tetapi mungkin pula ia  belum menjadi anak Allah. Allah  menghendaki anak-anak, Ia  tidak menghendaki orang-orang dosa  yang   jujur, setia, dan  pengasih.   Tujuan-Nya bukanlah ingin menjadikan suami-suami yang  berdosa menjadi suami-suami yang  menyayangi istri, atau istri-istri yang   berdosa menjadi istri-istri  yang   taat kepada suami mereka.

Kita ulangi, sasaran  Allah   dalam ekonomi-Nya ialah ingin memproduksi banyak anak ilahi.


No comments: